Marah adalah suatu tindak balas komunikasi yang didorong oleh emosi yang terganggu dan seringkali mendahului kewarasan akal.
Marah itu asasnya ialah perasaan tidak sabar. Ia lantas mencetuskan sikap terburu-buru. Perlakuan yang dibuat ketika emosi sedang membakar amarah sering bersifat terburu-buru dan akhirnya boleh merugikan diri sendiri.
Marah itu simbolnya api. Sekecil-kecil marah ibarat sebatang mancis yang menyala. Biarpun tak bahaya namun panasnya tetap sama. Sebatang mancis pun bila padam apinya tetap meninggalkan sisa arang.
Bila mancis padam sisanya kita buang. Ke mana pun kita buang ia tetap menjadi sampah. Yang terbakar tetap telah terbakar. Jika tidak dibuang takkan pula kita pegang. Itulah ibaratnya amarah. Yang terlajak, terlafaz di lidah tetap telah terucap. Ungkapan maaf ibarat memadam mancis. Kelak kita buang sebagai sampah kerana ia telahpun terbakar.
Buanglah.
Api bukan mainan. Malah Allah ciptakan api di dunia ini sebagai peringatan pada api neraka yang berpuluh ganda panasnya. Marah? Bila marah, ingatlah, api itu amaran Allah pada kita.
Jangan sampai terbakar oleh sikap sendiri.
Jeritan Oksigenku
Hidup ibarat logam yang mengalami pengoksidaan. Makin lama makin berkarat, hingga satu masa reput dan hilang. Itulah saat kita kembali kepada Pencipta. Tak ada yang abadi melainkan Dia :-)
Apa yang boleh dijadikan teladan, ambil buat ingatan.
Tika luput masa yang diberikan, legasi ini akan terus bicara tanpa kata, mengilham semangat, mengukir kenangan dan memercik rindu pada siapa pun yang bertamu. Cebiskanlah sedikit dari bicaramu untukku, lewat doamu.
Yang baik itu dari Allah jua. Aku hanya menulis menyampaikan. Hanya bicara lewat maya, dari hamba Allah yang mengharapkan redha-Nya dan bersaudara dengan kalian atas syahadah dan akidah yang sama. Doakanlah untukku, nescaya para malaikat turut mendoakanmu.
Apa yang boleh dijadikan teladan, ambil buat ingatan.
Tika luput masa yang diberikan, legasi ini akan terus bicara tanpa kata, mengilham semangat, mengukir kenangan dan memercik rindu pada siapa pun yang bertamu. Cebiskanlah sedikit dari bicaramu untukku, lewat doamu.
Yang baik itu dari Allah jua. Aku hanya menulis menyampaikan. Hanya bicara lewat maya, dari hamba Allah yang mengharapkan redha-Nya dan bersaudara dengan kalian atas syahadah dan akidah yang sama. Doakanlah untukku, nescaya para malaikat turut mendoakanmu.
No comments:
Post a Comment