Langit adalah kiblat utk berdoa. Maka sebab itulah kita menadah tangan ke langit ketika berdoa.
Di suatu waktu saya bersedih, saya memalingkan wajah ke langit, terutama di malam hari, menatap bintang-bintang seakan mahu mengadu apa yang terasa di jiwa.
Di dada malam, berhiaskan bintang, saya memanjatkan doa dan melegakan kerinduan pada insan-insan yang telah tiada, mahupun yang jauh di mata.
Terukir di bintang, penyaksian ke atas saya.
Segala doa, harapan, rintihan dan kegembiraan. Antara saya, Allah dan bintang-bintang yang mendengar.
Jeritan Oksigenku
Hidup ibarat logam yang mengalami pengoksidaan. Makin lama makin berkarat, hingga satu masa reput dan hilang. Itulah saat kita kembali kepada Pencipta. Tak ada yang abadi melainkan Dia :-)
Apa yang boleh dijadikan teladan, ambil buat ingatan.
Tika luput masa yang diberikan, legasi ini akan terus bicara tanpa kata, mengilham semangat, mengukir kenangan dan memercik rindu pada siapa pun yang bertamu. Cebiskanlah sedikit dari bicaramu untukku, lewat doamu.
Yang baik itu dari Allah jua. Aku hanya menulis menyampaikan. Hanya bicara lewat maya, dari hamba Allah yang mengharapkan redha-Nya dan bersaudara dengan kalian atas syahadah dan akidah yang sama. Doakanlah untukku, nescaya para malaikat turut mendoakanmu.
Apa yang boleh dijadikan teladan, ambil buat ingatan.
Tika luput masa yang diberikan, legasi ini akan terus bicara tanpa kata, mengilham semangat, mengukir kenangan dan memercik rindu pada siapa pun yang bertamu. Cebiskanlah sedikit dari bicaramu untukku, lewat doamu.
Yang baik itu dari Allah jua. Aku hanya menulis menyampaikan. Hanya bicara lewat maya, dari hamba Allah yang mengharapkan redha-Nya dan bersaudara dengan kalian atas syahadah dan akidah yang sama. Doakanlah untukku, nescaya para malaikat turut mendoakanmu.
No comments:
Post a Comment